DE BUDI KLEDEN NUMQUAM SATIS

Opinaun592 Views
banner 468x60

Habemus episcopum archdiocesis Ende. Sejak terpilih menjadi Uskup Agung Ende dengan pengumuman resmi pada tanggal 25 Mei 2024, Pater Paulus Budi Kleden, SVD belum selesai dibicarakan, baik di kalangan akademisi, kalangan biarawan-biarawati, maupun di kalangan media sosial. Banyak kaum akademisi-praktisi telah bersuara melalui media masa yang menulis tentang sosok yang satu ini. Para youtuber dan tiktokers Katolik Indonesia telah menyiarkan profilnya sehingga, Pater Budi demikian sapaannya menjadi trending topik di jagat raya pun di jagat maya. Pater Budi menjadi topik hangat bagi mereka yang pernah mengenalnya. Dalam kalangan SVD sendiri, Pater Budi menjadi topik dan sorotan dahsyat di meja makan pagi-siang-malam. Karena itu, hemat saya de Budi Kleden numquam satis-mengenai Budi Kleden tidak akan habis dibicarakan tepat menjadi judul dalam tulisan kecil ini.

Dari Superior General SVD (Roma) ke Uskup Agung (Ende)

banner 336x280

Sejak tahun 2012, Pater Paulus Budi Kleden, SVD menetap di Kota Roma setelah terpilih menjadi anggota Dewan General SVD mewakili zona Asia-Pasifik. Untuk diketahui, Kongregasi Societas Verbi Divini (SVD) berkarya di 80 negara di lima benua di seluruh dunia dan terbagi dalam empat zona. Ada zona Eropa, zona Panam (Panama-Amerika), zona Afram (Afrika-Madagskar), dan zona Aspac (Asia-Pacifik). Dari setiap zona, selalu memiliki perwakilan di tingkat Generalat SVD di Roma. Karena itu, selama 12 tahun terakhir Pater Budi demikian sapaannya menjadi perwakilan zona Aspac di tingkat Generalat SVD. Enam tahun pertama Pater Budi terpilih menjadi anggota Dewan General pada Kapitel General SVD ke XVII. Tidak berhenti sebagai anggota dewan, pada Kapitel General SVD ke XVIII tahun 2018 Pater Budi terpilih menjadi Pemimpin Tertinggi/Superior General/Paus Serikat Sabda Allah. Pater Budi menjadi orang Indonesia pertama dan orang Asia kedua yang memimpin Kongregasi SVD sedunia. Dalam banyak kesempatan, Pater Budi sudah menjadi perbincangan ketika namanya menjadi salah satu nominator dalam penjajakan untuk menjadi penerus apostolik Keuskupan Maumere pada tahun 2018. Tetapi dalam seleksi alam, nama Pater Budi lebih kuat di Generalat dan terpilih menjadi Superior General, sehingga keterpilihan Uskup Maumere jatuh ke Mgr. Edwaldus Martinus Sedu. Seandainya jika tidak terpilih menjadi Superior General maka tidak mungkin bahwa Pater Budi sudah menjabat sebagai Uskup selama 6 tahun terkahir. Ada kehendak ilahi yang bekerja. Bahwa Pater Budi mesti lebih lama di Roma sebelum kembali ke negeri asalnya.  Pater Budi mesti menjadi Pemimpin Umum SVD (Roma) sebelum menjadi Uskup Agung (Ende). Bagi saya, garis tangan Pater Budi ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Pater Budi mesti menjadi pemimpin dunia di kalangan terbatas dan seluas dunia – hanya SVD, sebelum menjadi pemimpin di kalangan luas dan sebatas Gereja Lokal – Uskup Agung. Kualitas akademis Pater Budi di atas rata-rata dan nyaris sempurna, karena itu, buah-buah pemikirannya sesudah menjadi teolog pun tetap spektakuler. Di ruang-ruang akademis Pater Budi menjadi sorotan, karena meskipun cara belajarnya sama seperti teman-teman angkatannya tetapi hasil akhir Pater Budi selalu “di atas angin”. Selama dua belas tahun berada di kota abadi menjadi bekal untuk Pater Budi memulai tugas baru. Tugas menjadi Uskup Agung membawahi beberapa Keuskupan Sufragan menjadi tantangan berat. Dalam tulisan Valens Daki Soo, ia menyebut dengan jelas empat tantangan utama Gereja saat ini (Indonesiasatu.co, Rabu 29/5/2024). Tetapi hal itu menjadi mudah, sebab tugasnya sebagai Superior General yang membawahi puluhan negera, lima benua, empat zona, dan puluhan provinsi menjadi bukti bahwa Pater Budi akan sanggup mengemban tugas menjadi Uskup Agung. Bukan tidak mungkin bahwa Takhta Suci Vatikan mengenal Pater Budi selama dua belas tahun berinteraksi antara SVD dan Paus. Bukan satu kebetulan belaka bahwa Paus Fransiskus memilih Pater Budi sebagai Uskup Agung karena Pater Budi sudah dikenal. Sebab generalat SVD Roma dan Vatikan dalam interaksi kegerejaan menguatkan dictum ini: Roma locuta causa finita-Roma bersabda/berbicara, habis perkara/masalah. Sehingga masalah penjajakan Uskup sesudah takhta keuskupan lowong tidak memakan waktu sampai menahun, hanya membutuhkan waktu 6 bulan untuk menemukan sosok yang tepat.

Capita Selecta SVD: Kapitel General ke Paulus Rasul Bangsa-Bangsa

Dua kali kapitel general SVD tahun 2012 dan tahun 2018 membawa Pater Budi kepada satu tugas mulia tapi berat, kepada satu tugas untuk memimpin sekaligus tugas melayani, kepada satu tugas di pusat kota abadi (Roma) kepada tugas mengunjungi tempat-tempat terpencil di seluruh dunia. Hal ini telah dilakukan oleh Pater Budi, sebagai Paulus yang diutus kepada seluruh bangsa. Dalam nukleus biblis, rasul Paulus diutus menjadi rasul bangsa-bangsa sesudah Konsili Yerusalem (Kis 15). Dalam misi yang dipercayakan kepadanya, Paulus melakukan tiga kali perjalanan misi yang tercatat dalam Kitab Suci. Dalam hal ini, RD. Nani Songkares, imam diosesan Keuskupan Agung Ende dalam tulisannya mengatakan: “kompetensi intelektual, kerohanian, kepribadian, pun keluasan hatinya tidak membuatnya menjadi menara gading, tetapi tetapi seperti biasa sangat sederhana, sangat rendah hati, dan tidak terasa ada tendensi megalomania pada dirinya, padahal semua orang tahu dia raksasa” (krebadia.com, Sabtu, 25/5/2024). Senada dengan RD. Nani, hemat saya, Pater Budi yang menjadi anggota Dewan General dan kemudian menjadi Superior General merupakan bagian dari satu nukleus Serikat Sabda Allah menjadi rasul bangsa-bangsa. Meskipun Pater Budi salah satu di antara 5754 anggota SVD di seluruh dunia, tetapi dia memang raksasa teologi untuk Gereja Indonesia. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap kali visitasi general ke seluruh wilayah pelayanan SVD di dunia adalah bagian dari perjalanan misi “Paulus”. Hal ini juga menjadi capita selecta Paulus dalam tugas-tugas yang berat. Capita selecta merupakan diktum yang digunakan untuk mengenal garis besar Kitab Suci. Maka Pater Budi, sebagai capita selecta SVD sudah dipersiapkan untuk dari tugas-tugas besar yang diembankan kepadanya. Atau mungkin terlalu dini mau mengikuti arah berpikir Robert Bala (mantan Frater SVD) yang mengatakan: mungkin akan mendapat lebih banyak tugas ditingkat KWI misalnya Ketua KWI, kemudian Kardinal, dan bisa jadi Pater Budi akan menjadi pemimpin Gereja Universal. Semuanya masih merupakan pengandaian (warta-nusantara.com, Senin, 27/5/2024).

Di Kalangan KWI “Masih Ada” SVD

Dengan terpilihnya Pater Budi sebagai Uskup, maka anggota SVD masih menjadi bagian dari Hierarki Gereja Indonesia dalam hal ini Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Mengapa demikian? SVD sebagai salah satu kongregasi tua yang sudah berumur lebih dari 110 tahun berkarya di Indonesia telah memberikan putera-putera terbaiknya untuk menjadi uskup dan dengan demikian menjadi anggota KWI. Tetapi sejak Uskup SVD terkahir dalam diri Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD pensiun maka, kursi keanggotan SVD di KWI “kosong”. Hal ini dialami juga oleh Ordo SJ dan SCJ. Dominasi para Uskup dalam keanggotan KWI antara lain: Projo, Ordo OFM, OFM Cap, MSC, MSF, OSC, O.Carm, CSsR, CP, dan SX yang tiga tahun terakhir bergabung dalam KWI ketika Mgr. Vitus Rubianto, SX terpilih menjadi Uskup Keuskupan Padang. Sebab intensi kerja SVD adalah menjadi misionaris di tempat di mana orang belum mengenal injil dan membantu melahirkan Gereja Lokal. Jika Gereja Lokal sudah menjadi mandiri maka semuanya diserahkan kepada Gereja Lokal. Tetapi jejak ilahi yang ditanamkan oleh SVD di Nusa Tenggara takkan hilang begitu saja. Dengan jejaknya yang tertulis dalam tinta emas hati umat Nusa Tenggara, maka Sang Ilahi, Sang Sabda tetap memberi tempat. Tempat menjadi uskup yang seharusnya Keuskupan Agung Ende sudah amat mandiri dan memiliki Uskup dari kalangan imam diosesan/projo. Akhirnya, dalam tingkat hirarki Gereja Indonesia, SVD “masih ada” di kursi di KWI. Sampai saat ini, nama Pater Budi masih membumi dan trending topik. Bukan berandai-andai bahwa, Pater Budi akan tetap menjadi Teolog Budi yang terus memberi suasana baru di kalangan KWI dan akan terus dibicarakan? Kita nantikan sepak terjangnya. Satu hal lagi, mari menanti lagi apakah “masih ada” kursi keanggotaan untuk Ordo SJ dan SCJ di KWI? (**)

Br. Tomi Runesi, SVD Anggota Provinsi SVD Ruteng

 

 

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *