Tahun Baru 2024 telah dimulai sejak pukul 00:00 pada tanggal 1 Januari baik Waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Barat (WIB). Tak terkecuali semua negara di dunia pun telah memulai tahun baru 2024 menurut waktu setempat. Tahun 2024 amat penting untuk pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia.
Pesta demokrasi lima tahunan menghadirkan tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Ketiganya akan berkompetisi di panggung politik NKRI. Hanya ada dua pilihan bagi para kontestan politik ini: menang atau kalah. Proses untuk meraih trofi juara 1 atau juara 2 atau juara 3 tidak berlaku di sini. Sekali lagi hanya ada menang atau kalah. Selain itu, dalam rasa kemanusiaan, kengerian perang masih menjamur.
Hal ini mengganggu perdamaian dunia di Timur Tengah. Perang Israel – Hamas di jalur Gasa dan perang Ukraina dan Rusia di Eropa Timur. Karena itu, terlintas pertanyaan: quo vadis Indonesia dalam menyambut pesta demokrasi? Apakah ada harapan akan ada damai antara Israel dan Hamas, pun Rusia dan Ukraina?
Pesta Demokrasi Indonesia 2024-2029
Terdapat tiga pasangan calon presiden untuk lima tahun 2024-2029. Pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar, pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, pasangan nomor urut 03 Ganjar Pranowo – Mohamad Mahfud MD. Ketiganya tentu menjadi putera terbaik tanah air yang akan dipilih oleh rakyat sesuai hati nurani. Ketiga pasangan calon ini dapat dikatakan mewakili hamper separuh dari profesi public Indonesia.
Mengapa demikian? Nomor urut 01 terdapat dua orang yang berprofesi sebagai akademisi dan politikus, nomor urut 02 diisi oleh dua orang yang terbilang berasal dari dunia militer dan kaum muda, sedangkan nomor urut 03 melengkapi ruang publik dunia politik yakni dua orang yang berprofesi sebagai praktisi politik dan ahli hukum. Secara kasatmata, sudah pasti bahwa pesta demokrasi ini akan dilaksanakan dalam dua putaran.
Lembaga-lembaga survey, jejak digital dan netizen media sosial turut memengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya. Namun demikian masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihannya, dengan alasan masih tersisa dua debat publik yang disiarkan langsung oleh semua channel televisi baik swasta maupun nasional yang belum terlaksana.
Berhadapan dengan kenyataan dan dilema masyarakat Indonesia dalam menentukan pilihannya, Paulus Budi Kleden (2003, 124) memberikan landasan yang kuat untuk berhadapan dengan pesta demokrasi lima tahunan ini. Budi Kleden menyatakan bahwa otonomi pribadi menjadi landasan etika politik. Bagi Budi, tindakan etis menjadi fondasi dari otonomi pribadi manusia, tanpa pertimbangan dari pengaruh lilitan emosi dan sinting terhadap lembaga survey atau tergila-gila pada jejak digital sehingga mengabaikan hati nurani, pun mengong terhadap ucapan netizen di media sosial yang menyerang personal dari calon tertentu.
Dengan pertimbangan yang disebutkan di atas, maka siapa pun yang mendapat mandat rakyat untuk duduk di istana negara selama lima tahun ke depan terdapat pertimbangan hati nurani, meskipun terdapat banyak unek-unek lain di balik pilihan presiden dan wakil presiden. Saat telah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, apakah figure terpilih itu dapat mengambil bagian dalam perdamaian dunia khususnya negara-negara yang sedang berperang?
Tahun 2024: Harapan di Tengah Perang?
Menilik proses percaturan di panggung politik pada pemilihan umum di Indonesia, saya pun mengarahkan perhatian pada negara-negara yang sedang bertikai/berperang. Tentu langkah diplomasi dari presiden terpilih turut menjaga keamanan negara. Untuk itu muncul harapan akan berakhirnya perang yang berkepanjangan ini. Soal diplomasi, Israel dan Ukraina telah melakukan ini kepada berbagai negara untuk menghentikan perang. Belum terdengar suara diplomasi datang ke telinga Indonesia, dan harapan akan presiden terpilih.
Terhitung perang mulai meletus antara Ukraina dan Rusia sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkannya secara resmi pada tanggal 24 Februari 2022. Perang ini sudah berlangsung dua tahun. Tidak terhitung banyaknya korban dari kekejaman perang. Tidak terhitung kerugian Ukraina selama menghadapi serangan Rusia. Sedangkan perang di Israel yang dipicu oleh Hamas telah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Intensitas perang di daerah Timur-Tengah ini terbilang hilang-muncul. Tetapi tetap saja menyisakan korban berjatuhan, kerugian negara, keamanan negara, dan pergerakan ekonomi terhambat.
Diplomasi datang dari Takhta Suci Vatikan dalam hal ini Paus Fransiskus yang dengan pesan perdamaian memohon dengan sangat agar segera menghentikan perang. Bahkan Paus menyebut perang Israel dan Hamas sebagai tindakan terorisme. Sehingga dalam pesan Natal 2023, ia menghimbau agar segera menghentikan perang yang didasari logika yang sia-sia, oleh bentrokan senjata yang menghalangi kehadiran Sang Damai. Sementara perang Ukraina dan Rusia disebut sebagai perang tidak masuk akal dan penyalahgunaan kekuasaan yang sesat. Sebab itu, ia mengatakan bahwa tidak ada kedamaian dalam perang, yang ada hanya ketakutan yang berkepanjangan.
Kembali kepada keadaan pemilu Indonesia, apa harapan perdamaian yang dibawa ke panggung dunia? Sementara calon presiden (capres) tertentu ditunggangi oleh kelompok radikalisme. Bukan tidak mungkin, ia akan mengaktifkan kembali organisasi masyarakat radikal yang telah dibubarkan bila terpilih nanti. Ada capres yang pernah menolak tim nasional Israel datang ke Indonesia untuk menghadiri piala dunia U20. Ada capres yang mengandalkan kekuatan militer untuk menjaga kedaulatan dalam negeri.
Padahal untuk menjaga keamanan dan kedaulatan sebuah negara tidak bergantung pada banyaknya dan kuatnya barisan militer tetapi berada dalam jalur diplomasi yang kuat. Apakah ada jaminan para capres yang diberi mandat oleh rakyat akan membawa perdamaian ke dunia yang sedang berperang? Patut ditunggu, sebab sejauh debat publik yang telah dilalui, belum ada janji manis untuk menghentikan perang. Namun ada harapan bahwa, negara yang sedang berperang segera berdamai. (**)